Tag Archives: Group Challenge

This Time, That Red Apron Brings Me Victory!!

11 Aug

“Today I stand tall and and fight for my future with the blaze of glory in me and with outstanding fighting spirit from Jesus. One must prevail in His name”

Saya mengawali hari dengan sarapan pagi sambil mengirimkan SMS kata-kata tersebut ke tunangan saya. SMS dengan kata-kata penyemangat untuk diri sendiri itulah yang menghiasi hari-hari komunikasi saya dengannya. Saya membakar semangat diri saya sendiri, agar tetap mampu mempertahankan spirit dan passion saya untuk melewati setiap tantangan. Dan saya pun siap menghadapi apapun yang diberikan Juri pada saya hari itu! Come What May…

Dalam challenge kali ini, kejutan dimulai dari sebuah fish bowl yang disampingnya terdapat dua appron, merah dan biru… Seketika itu juga saya langsung berpikir bahwa challenge kali ini adalah group challenge… Tapi kali ini undian yang akan menentukan anggota masing-masing team…  And I got, RED again!! Bersama-sama di dalam team merah ada Bu Desi, Tante Joice, Baguzt, Zeze, Widya, Lutfi, dan Agus. Senang banget bisa sekelompok bareng Baguzt tapi sayangnya kali ini Opik ada di tim lawan. Tim Merah sepakat untuk memilih Bu Desi sebagai ketua tim karena beliau memiliki wawasan dan pengetahuan yang bagus di dunia kuliner. Semoga dengan komposisi ini, tim kami mampu meraih kemenangan!

Kejutan belum berakhir di undian pemilihan tim, kedua kapten tim harus berduel untuk mendapatkan petunjuk tentang tantangan Group Challenge ini. Beng, kapten Tim Biru langsung menjadi sangat bersemangat setelah mengetahui bahwa duelnya dengan Bu Desi adalah membuat Sponge Cake! Yah, kami semua tau, membuat cake adalah keahlian Beng… tapi kami percaya bahwa kapten tim merah akan melakukan yang terbaik.

Ketika duel dimulai, awalnya Bu Desi terlihat agak bingung dan gugup. Tapi, itu hanya awalnya saja, kami sekelompok mendukung dan menyemangati beliau walaupun akhirnya kemenangan diraih oleh tim biru… Walaupun tidak berhasil mendapatkan clue atau petunjuk untuk challenge ini, semangat tim kami sama sekali tidak memudar. Kemudian kami pun dipersilahkan berangkat oleh para chef master untuk menuju lokasi offsite challenge yang dimana masih dirahasiakan….

Di dalam bus menuju ke lokasi Off Site Challenge, kami mulai menebak-nebak… ‘Wah ini ke arah Ancol… Aku belum pernah lo ke Ancol’ kata Agus… ternyata tebakannya benar!! Ternyata lokasi Off Site Challenge kedua ini adalah Dufan…..! Wow… asyik sekali nih…

Disana para chef master sudah menunggu kami yang langsung memperkenalkan kami kepada juri Off Site Challenge hari ini.

50 Siswa Sekolah Dasar akan menjadi juri kami! Wah pastinya seru, karena mereka yang masih polos dan jujur yang akan menilai dari segi rasa dan tampilan yang menarik.

Kami harus memasak beberapa menu untuk mereka beserta minuman dan men-decor  sponge cake yang telah dibuat saat duel tadi. Point kemenangan ditentukan dari jumlah vote, rasa dan dekorasi cake.

Setelah kami dipersilahkan mengolah makanan, kamipun mulai menyusun strategi dan membagi tugas… Entah mengapa saya memiliki keberanian untuk menawarkan diri dalam mendecor cake, suatu hal yang baru bagi saya. Karena sebenarnya bagi saya lebih mudah untuk memasak dari pada menghias kue. Tapi saat itu saya ingin menantang diri saya sendiri, apakah saya mampu memberikan sumbangsih yang berarti untuk tim ini…

Di sela-sela memasak, saya melihat Opik di tim biru sedang cemberut. Sepertinya dia kurang enjoy berada di tim tersebut. Mungkin karena dia merasa sendiri, maklum, Baguzt dan saya kan ada di Tim Merah!

Tiba-tiba keinginan untuk menjahili Opik muncul, saya pun mengajak Baguzt. Ide nya sich ingin menghibur, tapi dengan cara yang jahil tentunya. Baguzt pun langsung mencomot chicken fillet lalu berlari menuju lokasi memasak tim lawan dan memberikan ayam itu kepada Opik sembari tertawa-tawa bahagia. Alhasil Opik makin bete dan kita makin senang melihat muka cemberutnya! hahahahaha…

Salah satu strategi tim kami dalam menjual makanan kepada siswa sekolah dasar  adalah teknik spying competitor atau mengintai lawan, Lutfi diutus untuk maju ke depan booth tim biru untuk melihat harga jual mereka… Konyolnya strategi ini ketahuan oleh Tim biru hahaha!!

Sayangnya banyak anak-anak memilih untuk ke tim biru karena menurut mereka yang jual cantik-cantik dan cakep-cakep… sedangkan di tim merah serem-serem orang nya hahahahaha….. Wahh… repot juga kalo jual dengan acara gini… Mungkin sebaiknya tadi saya berkostum TeleTubbies atau Ultramen supaya anak-anak tertarik!

Setelah challenge berakhir akhirnya, dari hasil vote jumlah koin, tim biru lebih banyak dari tim merah… Namun dari segi rasa, tim merah lebih unggul… tinggal 1 point penentu kemenangan yaitu Cake Decoration…

Saya tegang sekali menunggu pengumuman ini, karena sayalah yang mendekor cake tersebut dan sekarang hal ini menjadi penentu kemenangan tim kami…. Saya tidak dapat membayangkan jika ternyata gara-gara cake saya jelek, tim kami kalah dan harus masuk Pressure Test.

Tapi rupanya saya tidak perlu membayangkannya, karena juri memutuskan bahwa Cake tim kami yang lebih bagus!! Wahhh… benar-benar senang sekali….. Thanks God, because you have made my work successful!

Lucunya, para chef master juga kaget mengetahui bahwa yang membuat cake itu adalah  kontestan cowok, yang serem, brewokan n besar tapi hasilnya bisa rapi dan indah. Jangankan para chef master, saya pun tidak menyangka bahwa saya bisa melakukannya! hahaha

Karena menjadi pemenang, Tim Merah mendapatkan reward untuk menikmati seluruh wahana di DUFAN selama seharian penuh… wahh… asyikkk sekali…. dapat refreshing main di Dufan. Selama masa karantina, moment seperti ini menjadi hal yang berharga sekali!

Baguzst, Ferdy (crew) and me at Dufan

Dan untuk team biru, mereka harus menjalani Pressure Test… tapi model Pressure Test kali ini benar-benar berbeda. Model eliminasinya adalah spike elimination… team biru di minta untuk menunjuk siapa yang akan mereka kirim pulang…  setelah perdebaan yang cukup panjang, diputuskan bahwa yang harus dikirim pulang adalah Esach…

Sukses buat Esach… Asal kamu tahu, kamu adalah kompetitor yang tangguh, skillmu bagus… Semoga diluar kamu memperoleh yang karir yang baik!

Untuk Red Team, thank you semuanya karena kerjasama kita benar benar istimewa.GO GO RED TEAM!!!

I Want More Than This Unnamed Apron, I Want an Apron with My Name on It! [Top 20 Master Chef Indonesia 2]

15 Jul


Looks Similar

Setelah Pressure Test yang menegangkan kemarin, saya bangun dengan perasaan dan suasana hati yang lebih rilex. Ada perasaan lega mengingat posisi saya yang aman dari eliminasi menuju 20 besar ini.
I keep telling my self to use this opportunity wisely. I won’t let God, family and judges disappointed by me.
Special Guest hari ini sangat menginspirasi saya, bukan hanya karena kita mirip (crew dan teman-teman yang bilang haha) tapi karena kata-kata penyemangat yang diucapkannya kepada saya.
He is Lucky the first Master Chef Indonesia! Dan

tantangan hari ini adalah Duplikasi.
Signature Dish dari Lucky yang harus diduplikas adalah Bakso Bakar Kuah Rawon. Para kontestan harus memasak  makanan tersebut dengan rasa semirip mungkin dengan milik Lucky.
Dalam hati saya merasa PD karena Rawon adalah masakan khas Jawa Timur, daerah asal saya. Namun ada sedikit keraguan dalam diri saya karena Masakan Indonesia bukanlah spesialisasi saya. Anyway, saya masak sebaik yang saya mampu berikan.
Di sela-sela memasak, Lucky mendatangi saya dan menyapa saya.
Ternyata Lucky tau tentang Pressure Test yang saya jal

ani kemarin malam. Ia menyemangati saya dan meminta saya untuk tidak berkecil hati. Dia bilang “Saya aja dulu masuk Pressure Test sampai 8 kali lo”
Semangat dalam diri saya makin membara mendengar semangatnya. Ya! Saya ingin maju ke 20 besar!
I want an apron with my name on it! Saya tidak boleh puas dengan apron tak bernama ini. Saya mau apron dengan nama saya di apron itu! Dengan nama Ken yang tertera disana.
Syukurlah saya lolos di tantangan ini! Selamat untuk Opik yang memasak Bakso Bakar Kuah Rawon paling mirip dengan Lucky dan langsung masuk ke 20 besar. Tunggu saya di sana Pik! I’ll see you in Top 20!

Setelah tantangan Duplikasi, sebuah Mystery Box datang mengejutkan kami semua. Juri membagi kami ke dalam 6 kelompok. Saya, Amudi, Retha, Essach, Bagus dan Pak Rahmat, menjadi ketua di masing-masing grup. Setiap kelompok harus membuat masakan dengan bahan-bahan yang telah disediakan. Seperti jeruk sunkist, dori, daging sapi, ayam, dsb

Bersama kelompok saya, Nurul, Bu Desi dan Agus, kami berhasil membuat 3 sajian yang ternyata mampu memukau juri. Dengan 3 hidangan ini, kelompok kami menyusul Opik menjadi 20 besar kontestan Master Chef Indonesia!

Yes! Praise the Lord.. I’ve Made it.. We’ve Made it!!